Sistem Air Penambah
Pengertian Air Penambah
Pengertian Air Penambah
Sekalipun
siklus air uap didalam PLTU merupakan siklus tertutup tetapi didalam
sirkulasinya banyak terjadi kehilangan massa air yang antara lain disebabkan
oleh adanya kebocoran-kebocoran didalam sistem. Akibatnya diperlukan tambahan
air sejumlah tertentu dari luar siklus secara kontinyu. Oleh karena itu Sistem
Air Penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan air tersebut.
Mengingat bahwa kualitas air penambah harus sama baiknya dengan kualitas air yang
telah berada dalam siklus, maka sistem air penambah dilengkapi dengan unit
pengolah air (Demineralizer Plant) yang berfungsi untuk mengolah air sumber
(Raw Water) menjadi air penambah (Make up Water).
Sumber Air
Air baku
yang digunakan untuk sistem air penambah adalah air laut yang telah dihilangkan
kadar garam di Desalination Plant. Hasil dari Desalination Plant disebut Raw
Water, Raw Water kemudian diolah di Demineralization Plant untuk dihilangkan
ion-ion kontaminan. Hasil penghilangan ion-ion kontaminan pada Raw Water yang
diproses di Demineralization Plant kemudian disebut Demin Water. Demin Water
yang telah memenuhi syarat sesuai spesifikasi yang telah ditentukan kemudian
digunakan dan disebut sebagai air penambah. Air penambah ini kemudian ditampung
di dalam make up water tank sebagai cadangan air yang siap menambah kekurangan
air pada sistem air pengisi.
Desalination Pant
Desalination
plant adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengolah air laut menjadi air
tawar (Destilate). Prinsip kerja Desalination Plant adalah menghilangkan
garam-garam air laut sehingga diperoleh air murni. Proses Desalination yang
umum adalah dengan cara menguapkan air laut (Evaporation). Bila air laut
diuapkan, garam-garamnya akan tertinggal sedang yang menguap hanyalah air saja.
Uap dari air laut inilah yang kemudian dikondensasikan sehingga diperoleh air
tawar (Destilate).
Demineralization Plant
Demineralization
Plant berfungsi untuk menghilangkan ion-ion kontaminan air dan menukarnya
dengan ion-ion hidrogen dan ion hidoxil sehingga diperoleh air murni. Air yang
diproses pada Demineralization Plant untuk dihilangkan ion-ion kontaminan
adalah raw water atau air tawar (Destilate) yang dihasilkan oleh Desalination
Plant.
Komponen Sistem Air Penambah
A. Make Up Water Tank (MWT)
Make up
Water Tank (Tangki Air Penambah) berfungsi sebagai penampung air penambah yang
akan digunakan untuk menambah kekurangan air di dalam sistem. Pengisian air
pada MWT diatur oleh Make up Water Supply Valve (MWSV) yang beroperasi secara
otomatis sesuai dengan set poin yang telah diatur. MWSV akan membuka jika MWT
mengindikasikan level Low dan akan menutup jika level High. Dalam hal ini,
level MWT selalu harus dikontrol jangan sampai rendah karena dapat
mengakibatkan turunnya tingkat kevakuman Condenser karena yang terhisap dari
MWT adalah udara. Jika tingkat kevakuman Condenser turun hingga mencapai pada
angka yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan maka dapat mengakibatkan
unit trip.
B. Make Up Water Pump (MWP)
Make up
Water Pump berfungsi untuk memindahkan air dari MWT ke Hotwell. Terdapat dua
unit MWP yang disediakan untuk memompa Make up Water dari MWT ke Hotwell. Dalam
keadaan operasi normal, salah satu MWP dioperasikan sedangkan yang lainnya
diposisikan Standby. Apabila MWP yang sedang beroperasi trip maka MWP yang
diposisikan Standby dapat dioperasikan untuk mengganti MWP yang trip tersebut.
Selain itu, MWP yang berada dalam keadaan standby juga dapat beroperasi secara
otomatis jika diposisikan auto standby dan parameter condenser mengindikasikan
level low sementara Condenser Level Control Valve dalam posisi membuka 80% dan
Condenser Level Control Valve Bypass Valve posisi membuka penuh (Full open)
maka MWP yang diposisikan auto standby akan beroperasi secara otomatis untuk
membantu pengisian air penambah ke condenser hingga parameter level pada
condenser mengindikasikan level normal. Gambar berikut memperlihatkan aliran
air penambah sederhana yang dipompa oleh MWP.
C. Make Up Water Recirculation Valve (MWRV)
Make up
water recirculation valve berfungsi untuk mengalirkan kembali air yang telah
dipompa oleh MWP ke MWT dengan tujuan untuk mengamankan MWP dari kelebihan
aliran dan tekanan air. Kelebihan aliran dan tekanan ini dapat terjadi jika
parameter level pada condenser mengindikasikan level high, maka condenser level
control valve akan secara otomatis menutup penuh. Akibatnya air yang dipompa
oleh MWP akan terjebak sehingga menyebabkan tekanan dan jumlah air penambah
makin bertambah pada aliran menuju ke condenser. Hal ini dapat membahayakan
keselamatan MWP karena tekanan yang dihasilkan tersebut. Oleh karena itu untuk
mencegah dan mengamankan MWP dari kemungkinan kerusakan, maka MWRV
mensirkulasikan air kembali ke MWT. Gambar berikut memperlihatkan sistem aliran
MRV sederhana.
D. Condenser Level Control Valve (CLCV)
D. Condenser Level Control Valve (CLCV)
Condenser
level control valve berfungsi untuk menambah air pada sistem air pengisi
tekanan rendah apabila terjadi kekurangan air yang diketahui melalui parameter
hotwell yang mengindikasikan level low. Pengoperasian CLCV dan spill over valve
terintegerasi dengan level pada hotwell. Jika level air di dalam hotwell turun
dibawah level kerja normal akibat kebocoran atau blowdown, maka signal hasil
pengukuran level hotwell akan dikirim ke komputer kontrol dan kemudian komputer
kontrol akan mengirim signal ke CLCV untuk membuka agar pengisian air ke
hotwell mencapai level kerja normal, sementara itu spill over valve harus sudah
menutup. Sebaliknya jika level hotwell naik dari ketinggian level kerja normal,
maka spill over valve akan menerima signal untuk membuka sehingga kelebihan air
dikeluarkan dari sistem air pengisi tekanan rendah ke MWT sementara CLCV harus
sudah menutup penuh.
Sistem Air Pengisi
Pengertian Air Pengisi
Air pengisi
adalah air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air ke boiler. Pada umumnya
sistem air pengisi dibagi menjadi dua bagian yaitu, sistem air pengisi tekanan
rendah dan sistem air pengisi tekanan tinggi. Aliran sistem air pengisi takanan
rendah mencakup rangkain dari hotwell hingga deaerator, sedangkan aliran sistem
air pengisi takanan tinggi mencakup rangkaian dari deaerator hingga boiler
drum.
Tujuan menaikkan temperatur air pengisi:
1. Mencegah thermal stress
2. Mengurangi kerja boiler
3. Meningkatkan efisiensi boiler
Tujuan
meningkatkan kemurnian air pengisi adalah untuk mencegah deposit, kerak dan
korosif pada pipa-pipa boiler dan kerusakan pada sudu turbin.
Tujuan menaikkan tekanan air pengisi
1. Mencegah air pengisi yang menuju boiler berubah menjadi uap
2. Air pengisi dapat masuk ke boiler drum.
Jika
sejumlah panas yang dibuang ke condenser dapat dikurangi, maka efisiensi turbin
dapat ditingkatkan. Hal ini diperoleh dengan mengambil sebagian uap (steam)
dari turbin dengan tujuan untuk memanaskan air pengisi di dalam heater
(pemanas) sebelum masuk ke boiler drum.
Sirkit Air Pengisi
Sistem Air Pengisi Tekanan Rendah / Condensate System
Sistem air pengisi tekanan rendah juga disebut dengan condensate system (Sistem Kondensat) yang mana mencakup rangkaian dari hotwell higga ke deaerator. Condensate yang ditampung di dalam hotwell dengan tekanan ±0,07Kg/cm2 dan temperatur ±39°C dipompa menggunakan Condensate Pump (CP) hingga tekanan naik mencapai ±17Kg/cm2 dan kemudian dialirkan ke deaerator melewati Low Pressure Heater System (sistem pemanas tekanan rendah).
Komponen-komponen utama pada Low pressure heater system adalah Steam Jet Air Ejector (SJAE) / Gland Steam Condenser (GLC), NO.1 Low Pressure Heater (NO.1 LP Heater) dan NO.2 Low Pressure Heater (NO.2 LP Heater). Di dalam SJAE / GLC, condensate berfungsi sebagai air pendingin yang menyerap heat lost (panas yang terbuang) dari gland steam turbine (uap bekas perapat turbin) dan steam ejector (uap ejektor). Di dalam heater (pemanas), condensate dipanaskan menggunakan extraction steam (uap ekstraksi). Proses pemanasan ini meanaikkan temperatur condensate. Pada aliran condensate menuju ke SJAE/GLC, condensate diekstraksikan untuk menjaga temperatur hotwell melalui condenser spray valve yang bekerja secara otomatis, setelah itu condensate masuk kedalam SJAE/GLC. Condensate kemudian akan melewati condenser minimum flow valve dan spill over valve. Condenser minimum flow valve dan spill over valve terletak sesudah SJAE / GLC dengan tujuan agar SJAE / GLC tidak kekurangan air pendingin. Karena selain dipanaskan, condensate berfungsi sebagai pendingin gland steam turbine (uap bekas perapat turbin) dan steam ejector (uap ejektor) didalam SJAE/GLC. Gland steam turbine dan steam ejector pada SJAE/GLC uap mengalir diluar pipa sedangkan condensate didalam pipa yang terdapat didalam SJAE/GLC. Besar aliran Condensate yang telah dipanaskan didalam SJAE/GLC kemudian diatur oleh deaerator level control valve yang mana memiliki fungsi untuk menjaga level deaerator agar tetap pada level normal. Setalah aliran diatur, condensate dipanaskan didalam NO. 1 LP Heater menggunakan NO. 5 extraction steam sebagai uap pemanas yang diambil dari turbin kemudian condensate dipanaskan lagi di dalam NO. 2 LP Heater menggunakan NO. 4 extraction steam.
Proses perpindahan panas pada LP Heater sama seperti pada SJAE/GLC dimana uap pemanas mengalir di luar pipa yang berada didalam heater sedangkan condensate mengalir didalam pipa. Proses ini menyebabkan temperatur condensate naik sedangkan extraction steam terkondensasi. Hasil kondensasi extraction steam didalam heater kemudian dikontrol oleh heater level control valve sehingga tetap pada level normal. Jika level terlalu tinggi maka emergency drain valve akan bekerja secara otomatis untuk membuang condensate ini ke condenser.
Kedua LP
Heater ini dilengkapi juga dengan bypass valve yang dioperasikan jika heater
sedang bermasalah. Setelah dipanaskan didalam NO. 2 LP Heater, condensate
dialirkan ke deaerator untuk dipanaskan dan dibuang udara dan gas-gas yang
terkandung didalam condensate. Deaerator menggunakan NO. 3 extraction steam
sebagai uap pemanas, namun pengambilan uap pemanas ini hanya dilakukan pada
saat beban sudah mencapai lebih dari 30MW, jika beban belum mencapai 30MW maka
uap pemanas diambil dari auxiliary steam yang diatur oleh deaerator auxiliary
steam supply pressure control valve. Katup ini juga berfungsi untuk mengontrol
tekanan deaerator pada saat kondisi operasi normal. Peralatan utama yang
digunakan pada condensate system adalah:
A. Hotwell
Hotwell
berfungsi sebagai penampung condenste hasil kondensasi exhaust steam turbine
(uap bekas turbin), hotwell terletak di bawah condenser dengan tujuan untuk
memberikan tekanan pada sisi hisap condensate pump. Level hotwell dikontrol sehingga
tetap pada Normal Water Level (NWL) dengan menambahkan Make Up Water (MUW) yang
telah ditampung di Make Up Water Tank (MUWT). Jika level hotwell berada pada
level low maka maka condenser level control valve akan membuka dan tetap
membuka hingga mencapai NWL. Jika level hotwell telah berada pada level high
maka kelebihan air di dalam hotwell dialirkan kembali ke MWT melalui spill over
valve yang terletak setelah SJAE / GLC.
B. Condensate Pump (CP)
Condensate
pump berfungsi untuk memindahkan condensate dari hotwell melalui SJAE / GLC
(pendingin Bantu) dan LP Heater ke deaerator. CP dipasang secara vertikal
dengan sisi hisap berada di bagian bawah agar condensate dari hotwell dapat
mengalir dan masuk ke sisi hisap CP yang berada di bagian bawah tersebut. Pada
PLTU Tarahan, dua unit CP disediakan dengan kapasitas 100%. Salah satu CP
beroperasi dan satu yang lainnya diposisikan standby. Jika dalam keadaan
darurat maka CP yang diposisikan standby akan beroperasi, sebagai contoh bila
aliran condensate yang dibutuhkan melampaui kemampuan CP yang sedang beroperasi
sehingga terjadi kekurangan aliran condensate, maka CP yang diposisikan standby
dapat dioperasikan untuk mengatasi kekurangan aliran condensate tersebut. Jika
CP yang sedang beroperasi trip sementara CP yang sedang standby diposisikan
mode otomatis maka CP yang standby akan secara otomatis beroperasi untuk
menggantikan CP yang trip. Selain itu, CP yang dalam keadaan beroperasi juga
bisa trip secara otomatis jika level hotwell terlalu rendah, hal ini bertujuan
untuk mencegah CP bekerja dengan NSPH yang lebih rendah dari tekanan minimum
yang dianjurkan. Selain termasuk di dalam condensate system, aliran condensate
yang dipompa oleh CP juga didistribusikan ke beberapa peralatan, yaitu:
1. Sampling rack (rak sampel)
2. Gland seal
3. Chemical dosing
4. Condenser spray
5. Low pressure turbine casing spray.
Condensate pump
Aliran dari condensate pump
C. Steam Jet Air Ejector / Gland Steam Condenser
1. Steam Jet Air Ejector (SJAE)
Adanya
sejumlah gas dan udara yang tidak terkondensasi di dalam condenser akan
mengurangi laju perpindahan panas antara uap bekas turbin dan air pendingin.
Terhambatnya laju perpindahan panas dikarenakan gas dan udara ini akan
menyelimuti permukaan pipa air pendingin, sehingga menghalangi uap bekas turbin
melepas panas pada permukaan pipa air pendingin secara maksimal. Pengurangan
laju perpindahan panas antara uap bekas dan air pendingin akan menyebabkan
penurunan tekanan (vakum) didalam condenser yang berarti mengurangi kemampuan
unjuk kerja condenser.
Peralatan penghisap udara/gas condenser berupa SJAE, harus mampu memenuhi dua keadaan, yaitu pembuang udara/gas selama operasi normal dan menaikkan vakum condenser (vacuum up) pada saat start awal. Pada saat vacuum up, peralatan penghisap udara harus mampu engeluarkan secara cepat sejumlah besar udara/gas. Pada kondisi turbin telah beroperasi SJAE tetap dioperasikan untuk membuang udara dan gas-gas yang tidak terkondensasi dari dalam condenser untuk mempertahankan vakum di dalam condenser. Udara/gas dibuang ke atmosfir sedangkan uap untuk ejektor dikondensasi didalam gland steam condenser / kondensor ejektor. Hasil air kondensatnya kemudian dialirkan ke condenser utama.
Peralatan penghisap udara/gas condenser berupa SJAE, harus mampu memenuhi dua keadaan, yaitu pembuang udara/gas selama operasi normal dan menaikkan vakum condenser (vacuum up) pada saat start awal. Pada saat vacuum up, peralatan penghisap udara harus mampu engeluarkan secara cepat sejumlah besar udara/gas. Pada kondisi turbin telah beroperasi SJAE tetap dioperasikan untuk membuang udara dan gas-gas yang tidak terkondensasi dari dalam condenser untuk mempertahankan vakum di dalam condenser. Udara/gas dibuang ke atmosfir sedangkan uap untuk ejektor dikondensasi didalam gland steam condenser / kondensor ejektor. Hasil air kondensatnya kemudian dialirkan ke condenser utama.
2. Gland Steam Condenser (GLC)
Didalam
sistem perapat turbin, uap sebagai media perapat harus bersirkulasi (mengalir)
secara kontinyu. Setelah memberi perapat didalam labyrinth, uap ini menjadi
basah dan cenderung terkondensasi karena tekanannya sangat rendah. Oleh karena
itu uap perapat ini dialirkan ke kondensor uap gland (gland steam condenser)
untuk didinginkan menjadi air kemudian kondensatnya dialirkan ke condenser
utama. GLC mendapat pendinginan dari aliran air condensate yang dipompa oleh
CP. Oleh karena itu condenser ini terletak pada jalur condensate system. Gambar
beriktu memperlihatkan SJAE/GLC beserta sistem aliran pada PLTU Tarahan.
Aliran condensate system dari CP melewati beberapa valve antara lain:
Condensate minimum flowØ
Aliran condensate system dari CP melewati beberapa valve antara lain:
Condensate minimum flowØ
Condensate
minimum flow berfungsi untuk mensirkulasikan condensate melalui saluran
resirkulasi kembali ke condenser agar menjaga jumlah aliran condensate pada CP
selalu tercukupi (aliran dalam keadaan normal) baik pada saat start awal CP
maupun saat kebutuhan air ke deaerator masih minimum (minimum flow). Apabila
pada CP terjadi aliran kecil atau tidak ada aliran condensate maka akan dapat
mengakibatkan kavitasi dan panas pada CP tersebut. Hal ini dikarenakan aliran
condensate yang dipompa oleh CP juga berfungsi sebagai pendingin CP. Letak
saluran resirkulasi pada condensate system terdapat sebelum katup kontrol
pengisian ke deaerator, dimana saluran ini menghubungkan sisi tekan (Discharge)
CP dengan hotwell. Pada saluran resirkulasi dilengkapi dengan katup kontrol
dimana pengoperasian katup ini tergantung dari pembukaan katup kontrol
pengisian ke tangki deaerator. Gambar berikut memperlihatkan sistem aliran
condensate minimum flow secara sederhana.
Condensate minimum flow valve
Spill over valveØ
Spill over
valve berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air pada condensate system ke
tangki air MWT. Katup ini akan membuka apabila terjadi kelebihan air pada
condensate system, dimana saat kondisi level hotwell naik melebihi level
normalnya. Gambar berikut memperlihatkan sistem aliran pada spill over valve
secara sederhana.
D. Low Pressure Heater
Setelah
melewati SJAE / GLC, condensate melewati rangkaian LP Heater yang mana memiliki
fungsi untuk menaikkan temperatur secara bertahap atau sebagai pemanas lanjut
yang mendapat panas dari uap ekstraksi turbin. Pemanas air pengisi tekanan
rendah pada Unit 3 dan 4 di PLTU Tarahan menggunakan pemanas jenis permukaan
(tube), dimana terdapat water box yang terbagi menjadi dua bagian yaitu pada
sisi masuk dan sisi keluar. Air mengalir dari sisi masuk water box melalui
pipa-pipa berbentuk U ke sisi luar water box dan selanjutnya ke pemanas
berikutnya. Tipe pemanas ini adalah shell and tube heat exchanger.
Sistem Air Pengisi Tekanan Tinggi
Pada pokok
pembahasan ini akan dibahas tentang air pengisi tekanan tinggi. Condensate yang
telah masuk ke dalam deaerator sudah mendapat panas dari LP Heater 1 dan LP
Heater 2. Condensate yang telah berada di dalam deaerator kemudian disebut air
pengisi. Air pengisi di dalam deaerator dipanaskan menggunakan panas lanjutan
dari auxiliary steam dan uap ekstraksi nomor 3. Pada saat start awal dan beban
belum mencapai 30 MW, air pengisi di dalam deaerator dipanaskan menggunakan uap
dari auxiliary steam dan apabila beban telah mencapai 30 MW maka uap yang di
gunakan adalah uap ekstraksi nomor 3. Uap ekstraksi nomor 3 untuk memanaskan
air pengisi di dalam deaerator pada saat beban rendah berada pada dalam keadaan
vakum, oleh karena itu sumber pemasok uap alternatif untuk memanaskan air
pengisi di dalam deaerator pada saat beban rendah diambil dari auxiliary steam.
Harus diingat bahwa pasokan uap pengambilan pada beban rendah dari auxiliary
steam harus di tutup ketika beban dinaikkan menjadi 30 MW untuk menghindari
tekanan berlebih pada deaerator yang dapat menyebabkan safety valve (katup
pengaman) bekerja.
Uap ekstraksi adalah uap bocoran yang diambil/diekstrak dari turbin pada beberapa titik dan kemudian disalurkan ke LP Heater, deaerator dan HP Heataer yang digunakan untuk memanaskan condensate dan air pengisi sebelum dimasukkan ke dalam boiler drum. Setelah mendapatkan pemanasan dari deaerator, air pengisi dihisap oleh Boiler Feed Pump (BFP) dan kemudian di alirkan melalui HP Heater 4, HP Heater 5 dan economizer untuk mendapatkan pemanasan lanjut. Pada sisi tekan (discharge) BFP terdapat tiga buah katup atau yang disebut dengan Feed Water control Valve yang bekerja secara otomatis untuk mengisi boiler drum sesuai dengan set parameter yaitu pada level nol atau level middle di boiler drum. Pada discharge BFP terdapat juga BFP Minimum Flow Valve yang bekerja secara otomatis untuk menutup atau membuka untuk disirkulasikan ke deaerator sesuai dengan set aliran yang diatur. Temperatur air pengisi pada HP Heater 4 naik karena air pengisi dipanaskan dengan uap extrasi nomor 2 dari turbin. Pada HP Heater 5 temperatur air naik karena air pengisi dipanaskan lagi dengan uap extrasi nomor 1 dari turbin. Pada HP Heater 4 dan HP Heater 5 terdapat katup bypass yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mengalirkan air pengisi pada saat HP Heater 4 dan HP Heater 5 mengalami gangguan. Katup bypass hanya digunakan pada saat emergency karena penggunaan katup bypass secara terus menerus dapat mengurangi efisiensi turbin oleh karena itu katup bypass ditutup pada saat HP Heater 4 dan HP Heater 5 beroperasi. Setelah air pengisi melewati HP Heater 5, air pengisi mengalir ke economizer. Tujuan pemanasan air pemgisi di economizer sama seperti pada HP Heater. Pada economizer tidak terdapat ekstraksi uap dari turbin yang digunakan untuk memanaskan air pengisi melainkan memanfaatkan flue gas (gas sisa hasil pembakaran) pada boiler. Air yang masuk atau melewati economizer diteruskan ke boiler drum lalu turun ke riser melalui downcomer, disini air dipanaskan secara radiasi dengan memanfaatkan pembakaran di dalam furnace (ruang bakar) sehingga air menjadi uap dan masuk ke separator pada boiler drum untuk dipisahkan antara uap dan air. Air masuk pada boiler drum sedangkan uap di alirkan ke superheater untuk di jadikan uap kering sebelum masuk ke turbin.
Uap ekstraksi adalah uap bocoran yang diambil/diekstrak dari turbin pada beberapa titik dan kemudian disalurkan ke LP Heater, deaerator dan HP Heataer yang digunakan untuk memanaskan condensate dan air pengisi sebelum dimasukkan ke dalam boiler drum. Setelah mendapatkan pemanasan dari deaerator, air pengisi dihisap oleh Boiler Feed Pump (BFP) dan kemudian di alirkan melalui HP Heater 4, HP Heater 5 dan economizer untuk mendapatkan pemanasan lanjut. Pada sisi tekan (discharge) BFP terdapat tiga buah katup atau yang disebut dengan Feed Water control Valve yang bekerja secara otomatis untuk mengisi boiler drum sesuai dengan set parameter yaitu pada level nol atau level middle di boiler drum. Pada discharge BFP terdapat juga BFP Minimum Flow Valve yang bekerja secara otomatis untuk menutup atau membuka untuk disirkulasikan ke deaerator sesuai dengan set aliran yang diatur. Temperatur air pengisi pada HP Heater 4 naik karena air pengisi dipanaskan dengan uap extrasi nomor 2 dari turbin. Pada HP Heater 5 temperatur air naik karena air pengisi dipanaskan lagi dengan uap extrasi nomor 1 dari turbin. Pada HP Heater 4 dan HP Heater 5 terdapat katup bypass yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mengalirkan air pengisi pada saat HP Heater 4 dan HP Heater 5 mengalami gangguan. Katup bypass hanya digunakan pada saat emergency karena penggunaan katup bypass secara terus menerus dapat mengurangi efisiensi turbin oleh karena itu katup bypass ditutup pada saat HP Heater 4 dan HP Heater 5 beroperasi. Setelah air pengisi melewati HP Heater 5, air pengisi mengalir ke economizer. Tujuan pemanasan air pemgisi di economizer sama seperti pada HP Heater. Pada economizer tidak terdapat ekstraksi uap dari turbin yang digunakan untuk memanaskan air pengisi melainkan memanfaatkan flue gas (gas sisa hasil pembakaran) pada boiler. Air yang masuk atau melewati economizer diteruskan ke boiler drum lalu turun ke riser melalui downcomer, disini air dipanaskan secara radiasi dengan memanfaatkan pembakaran di dalam furnace (ruang bakar) sehingga air menjadi uap dan masuk ke separator pada boiler drum untuk dipisahkan antara uap dan air. Air masuk pada boiler drum sedangkan uap di alirkan ke superheater untuk di jadikan uap kering sebelum masuk ke turbin.
Macam – macam alat Bantu yang digunakan :
A. Deaerator
Deaerator
berfungsi untuk memanaskan dan menghilangkan gas dan udara terlarut dalam air
pengisi. Udara dan gas dapat menyebabkan korosi di dalam pipa-pipa air uap
ketel uap. Rancangan deaerator yang banyak dipakai terdiri dari bejana
penyimpan mendatar yang besar dan diatasnya dipasang satu atau lebih unit-unit
pembuang udara (deaerator), ini serupa dengan pemanas kontak langsung. Sebelum
air pengisi memasuki bagian pembuang udara, air tersebut lewat melalui vent
condensor tipe permukaaan.
B. Boiler Feed Pump ( BFP )
Boiler feed
pump berfungsi untuk menaikkan tekanan air pengisi sehingga air pengisi
tersebut dapat mengalir dan masuk ke dalam boiler drum. BFP harus mampu mengisi
boiler drum pada penguapan maksimum dengan pembakaran penuh dan ketika katup
pengaman superheater dan boiler drum membuka pada saat terjadi akumulasi
tekanan. Tekanan discharge BFP harus lebih besar dari tekanan boiler drum,
karena disebabkan adanya rugi-rugi tekanan dalam sistem aliran air pengisi
sebelum air pengisi tersebut masuk kedalam boiler drum.
Tugas utama pompa BFP adalah memasok air pengisi ke boiler drum namun selain itu digunakan juga untuk menyuplai air pengisi ke beberapa peralatan, yaitu :
Tugas utama pompa BFP adalah memasok air pengisi ke boiler drum namun selain itu digunakan juga untuk menyuplai air pengisi ke beberapa peralatan, yaitu :
Desuperheter
spray water
• HP ( High Pressure ) turbin bypass
• Auxiliary steam
• Turbin bypass spray water
C. High Pressure Heater ( HPH )
• HP ( High Pressure ) turbin bypass
• Auxiliary steam
• Turbin bypass spray water
C. High Pressure Heater ( HPH )
High Pressure
Heater befungsi untuk menaikkan temperatur secara bertahap atau sebagai pemanas
lanjut yang menggunakan uap ekstraksi dari turbin sebagai sumber pemanasan.
Pada PLTU Tarahan unit 3 dan 4 pemanas air pengisi tekanan tinggi yang
digunakan jenis permukaan atau tube, dimana terdapat water box yang terbagi dua
bagian yaitu sisi masuk dan sisi keluar. Air mengalir dari sisi masuk water box
melalui pipa-pipa berbentuk U ke sisi luar water box dan selanjutnya ke pemanas
berikutnya, tipe pemanas ini adalah shell and tube heat exchanger.
D. Economizer
Economizer
berfungsi sebagai pemanas awal air sebelum dimasukkan ke boiler drum, dimana
panas yang didapat dari pemanfaatan flue gas buang sisa pembakaran dari furnace
(ruang bakar).
E. Boiler Drum
Boiler drum
berfungsi untuk menampung air dan uap juga untuk menjaga boiler pada suatu
tekanan tertentu.
MW 50 75 100
O C HP5 203.5 221.5 253.0
O C HP 4 173.5 183.2 201.0
O C Dea 145.5 158.6 169.1
O C LP 2 113.3 123.8 131.7
O C LP1 79.5 82.3 98.8
O C sblm LP 44.0 43.2 42.7
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment ,evapator Oli Industri defoamer dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA 081310849918
Terima kasih